Aplikasi relay untuk menambah piranti kelistrikan seringkali dilakukan oleh para biker yang suka memasang klakson tambahan dengan suara beraneka ragam, atau lampu kelap-kelip maupun lampu aksesoris lainnya. Fungsi relay adalah untuk membuat arus menjadi lebih stabil. Istilah relay bisa juga diartikan sebagai pengalihan arus listrik. Pada beberapa piranti motor, relay sangat jamak digunakan sebagai alat bantu mengalihkan setrum atau arus listrik dari sumber listrik (aki) ke objek yang akan dialiri arus listrik. Pada kondisi tertentu, contohnya pemakaian starter/klakson drop sehingga harus dibantu relay. Relay mampu memperbesar arus atau meringankan beban arus listrik di motor. Namun sebenarnya relay berfungsi sebagai switch kedua setelah tombol on/off di dashboard kemudi motor. Tujuannya adalah untuk membuat awet saklar on/off di dashboard saat dialiri arus listrik dari aki yang berampere besar karena relay yang berkualitas bagus memiliki kemampuan menahan besaran ampere hingga 40 ampere (maksimal). Relay yang dipasang pada headlamp dapat menambah terang lampu dan bunyi klakson lebih nyaring dan keras.
Jenis relay ada yang berkaki 4, 5 dan juga jenis relay yang sering disebut relay 87A. Pengertian dari relay berkaki 4 adalah 3 buah kakinya menjadi terminal positif (+) dan 1 buah sebagai terminal negatif (-). Kaki (+) dari aki berkode 30 dan kaki (+) ke objek berkode 87. Kaki 86 untuk arus positif dari saklar, sedangkan kaki 85 sebagai massa (-).
 |
| Contoh relay kaki 4 |
Untuk jenis relay berkaki 5, terdapat dua buah kaki berkode 87. Fungsinya adalah untuk dua buah objek yang memerlukan satu relay seperti klakson keong. Jadi kutub positif 2 buah klakson (2 kabel). tidak menjadi satu pada kaki 87.
 |
| Contoh relay kaki 5 |
Sedangkan jenis 87A memiliki fungsi berlawanan dengan relay diatas. Kalau relay jenis diatas akan aktif bila terdapat aliran listrik dari tombol atau saklar on/off, sedangkan tipe 87A justru mati bila mendapat setrum dari tombol on/off.
 |
| Contoh relay 87A |
No comments:
Post a Comment